HANNA SALSABILA WANJAYA
Pagi
di 21 Desember 2018 ini sama saja seperti pagi biasanya di Banten, Hanna terbangun karena suara ribut dari benda
bulat berwarna biru muda yang ia simpan di atas nakas, benda itu adalah jam
weker kesayangannya. Hanna terbangun tepat pukul 05.30, dengan langkah gontai
ia berjalan menuju meja belajarnya karena ia harus menyelesaikan tugas
sekolahnya yang tertunda semalam karena ngantuk yang tak tertahan.
Tiba
– tiba pintu kamarnya terketok “ tok..tok..tok, Hanna ayo bangun nak?” Hanna
bergegas membuka pintu tepat dibalik pintu terlihat wajah seseorang wanita yang
cantik layaknya bidadari, wanita yang bernama
Monatania Wanjaya itu merupakan mama Hanna.
“selamat
pagi mama” sapa Hanna pada mamanya
“ya
selamat pagi sayang, Hanna mari bantu mama siapkan sarapan?”
Maklum
saja Mona tidak memiliki pembantu rumah tangga selain itu Hanna juga merupakan
anak perempuan semata wayang sudah
selayaknya ia mengajarkan anaknya untuk turun tangan dalam urusan dapur.
“yah mama, maaf Hanna harus
menyelesaikan tugas Hanna karena pagi ini akan
dikumpul”
“ ia deh, kerjakan saja tugasnya. Hanna
mau sarapan apa hari ini?” tanya mama
“hmmm
Hanna mau makan nasi goreng buatan mama Hanna yang sangat cantik sedunia”
gombal Hanna pada mamanya.
“ok
tuan putri” balas mama Hanna.
Sekarang
tepat pukul 6 pagi Hanna masih berkutat dengan
tugasnya, Hanna tidak menyadari munculnya sang mentari yang sinarnya menembus
horden birunya mungkin karena ia terlalu serius ditambah lagi dengan earphone biru yang ada ditelinganya yang
mendengarkan lagu dari HanHae yang berjudul LOVE.
“Hanna
kenapa belum siap-siap ke sekolah nak? udah jam 6 loh” suara mama yang
mengagetkan Hanna.
“eh
mama, ya ampun Hanna bakalan lambat nih ma. Makasih mama ku yang cantik”
“ia
sana buruan mandi, mama tunggu di meja makan ya”ucap mama seraya berjalan
keluar kamar Hanna.
Hanna
menyambar handuk doraemonnya yang bergantung tepat di sebelah lemari bajunya
dan bergegas menuju kamar mandi,setelah beberapa menit kini Hanna telah duduk
di depan meja hiasnya, ia memberi sedikit liptint dibibir mungilnya tidak lupa
sedikit bedak untuk menutupi kantung mata hitamnya yang ia dapat karena
mengerjakan tugas hingga larut malam. Sekali lagi ia menatap dirinya di cermin
untuk memastikan penampilannya rapi seperti biasanya. Kemudian ia merapikan
buku dan peralatan tulisnya dan memasukkan ke dalam tas ransel miliknya.
Hanna
kembali melihat ke dalam ransel birunya, mengecek apakah ada barang yang
ketinggalan. Dari bawah terdengar suara mama yang memanggil Hanna untuk cepat
turun ke bawah, hal itu membuat Hanna bergegas turun.
Ia
menemui ayahnya di meja makan “selamat
pagi ayah” sapanya pada ayahnya yaitu Roland Wanjaya yang sedang membaca koran
sembari menikmati kopi pagi.
“Pagi
juga my princess” jawab ayah Hanna dengan senyum lebar di bibirnya.
“Hanna
ini nasi goreng untuk mu nak” ucap Mona sembari memberikan sesendok nasi goreng
di piring hanna.
“Hmm
enak mama, mantap nih” puji Hanna.
“Oh
ia hari ini ada kabar gembira loh” ucap Roland yang membuat Hanna penasaran
“Ada
apa ayah?”tanya Hanna yang sangat penasaran
“Hari
ini nenek akan datang kerumah kita” jawab Roland, sontak membuat Hanna sangat
kaget mendengar hal itu.
“Hah
nenek hari ini datang kerumah kita? Ayah serius kan yah?”
“Ia
hanna sayang” jawab Roland
“Yeeeee”
sorak Hanna sangat bersemangat, bagaimana tidak sudah lebih dari 4 tahun
lamanya Hanna tidak bertemu dengan neneknya, hal itu karena nenek Hanna tinggal di Jakarta tentu ia sangat menunggu moment ini untuk
saling bertukar rindu bersama neneknya.
“Sebentar
kita jemput nenek di bandara bareng-bareng ya, nanti mama dan ayah jemput Hanna
di sekolah” ucap Mona.
“Wih
asik Hanna bakalan di jemput ayah dan mama” ucapnya semangat bagaimana tidak
dari SMP Hanna sudah tidak dijemput ataupun diantar lagi oleh orang tuanya.
Hanna sudah terbiasa berangkat ataupun pulang sekolah menggunakan angkot dan Gojek
hal itu disebabkan orang tua Hanna yang sangat sibuk dengan pekerjannya.
“Ayah
bagaimana setelah kita menjeput nenek dari bandara kita pergi ke pantai Anyer
Banten karena beberapa hari ini di sore harinya akan ada festival, hanna yakin
itu bakalan seru” pinta Hanna pada ayahnya
“Ok
deh, apasih yang enggak buat putri ayah ini. Kebetulan juga ayah udah atur
jadwal untuk sore dan malam nanti”
“Yee,ayah
Hanna yang terbaik. Love you”
||
Sekali
lagi Hanna melihat jam cokelat kecil yang melingkar ditangannya, kini ia sangat
resah karena sebentar lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup tepat dipukul 07.15
WIB. Rok abu-abunya berkibar layaknya bendera karena tiupan angin akibat abang
ojek yang melajukan sepeda motornya sedikit laju atas perintah Hanna.
“Bang
stop...stop...stop” perintah Hanna pada abang ojek, kemudian dengan sigap abang
ojek menarik rem motor hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
“Ada
apa neng ?”tanya abang ojek.
“Lah
bang inikan sekolah saya, masa mau dilewatin kan tujuannya emang kesini” ucap Hanna
sedikit kesal kepada abang ojek.
“Ya
maaf neng, lagi gak fokus nih abisnya semalam cekcok sama pacar” ucap bang ojek
sambil cengar-cengir.
“Yaelah
abang curhat, nih bang ongkosnya dah ketutup nih pagar sekolah Hanna” ucap Hanna
memberikan uang selembaran RP. 20.000,00.
“Ok
makasih neng, yang rajin belajarnya biar gak kaya abang jadi tukang ojek mana
bucin pula” canda abang ojek kepada Hanna.
“Ia bang,
baikan ama pacarnya bang biar fokus kerjanya kasian tuh nanti penumpangnya bang”
teriak Hanna seraya lari menuju gerbang sekolahnya.
“Aduh
udah kekunci lagi pagarnya, pasti pak Saiful udah masuk kelas juga nih. Aku
harus bisa masuk kalau enggak bakalan rugi PR biologi yang aku buat
susah-susah. Kan karena ini juga aku lambat” pikir Hanna membatin tidak jauh
dari Hanna berdiri terlihat seorang laki-laki berbadan gempal yang berjalan
mendekatinya.
“Lah
neng Hanna Salsabila Wanjaya kenapa tumben lambat neng?” tanya pak Agus seraya
membaca name tag yang terkait di
kemeja putih Hanna. Pak agus merupakan satpam dari SMA Harapan Bangsa yang
merupakan sekolah bertaraf internasional.
“Hmm
itu pak anu... tadi kan abang ojek yang Hanna tumpangin lagi galau, eh terus
abangnya curhat ya mau nggak mau Hanna
tanggepin dong pak. Karena ngobrol abang ojeknya bawa motornya pelan, kan gak
enak Hanna sama abang ojeknya kalau gak didengerin curhatannya. Bapak kan tau
sendiri kita sebagai manusia harus saling menolong” jawab Hanna yang kelagapan
karena tidak tau harus membuat alasan apa kini hatinya terus membatin karena
alasannya tidak sepenuhnya benar.
“Ada-ada
aja neng Hanna,emang neng ada nolong apa sama abang ojeknya?”
“Lah
pak agus mah, kan Hanna ngebantu dengerin curhatan bang ojek, karena Hanna dengerin
curhatan bang ojeknya bisa lega dan gak beban lagi. Nah itu tandanya Hanna udah
nolong abang ojek, jadi anggap aja itu penerapan dari pelajaran agama dan pkn
yang Hanna dapetin di kelas pak” ucap Hanna asal bicara.
“Oh
gitu ya udah, lanjutin aja neng nolong bang ojeknya biar dapat 100 nilai ketrampilannya
” ledek pak Agus.
“Yah
kok gitu sih pak, pliss kasih Hanna masuk. Kan Hanna baru sekali ini lambat”
pinta Hanna memelas.
“Hmm
ok deh, cepetan masuk neng. Tapi janji jangan lambat lagi ntar pak Agus dimarah
ama kepsek lagi”
Ucapan
pak Agus tadi disambut dengan senyuman manis melebihi manis dari gulali
kesukaan Hanna, hingga penjaga sekolah itu-pun tak luput terpesona dari
kecantikan Hanna ditambah dengan lesung pipi di setiap kiri dan kanan pipinya.
“Ok pak, Hanna janji gak bakalan lambat
lagi” jawab Hanna dengan membentuk jari peace.
Tiba
– tiba saat Hanna akan beranjak masuk, terdengar suara decitan motor yang
mengagetkan Hanna dan tentunya pak Agus karena ditarik keras oleh
pengendaranya. Belum lagi suara dari knalpot
bogar yang dikelurkan dari motor itu yang sangat mengganggu pendengaran.
Sang pengendara dengan celana abu-abunya itu dengan percaya diri membuka helm
dan ternyata orang-orang dibalik helm itu adalah Julian Aldibara Borez bersama
teman-teman geng-nya yang bernama trio-gans yang berarti tiga laki-laki ganteng
yaitu Kenny Deniel Handoko dan Aldo Juan Prasasta, tak sepenuhnya salah
sebenarnya mereka memberi nama geng mereka seperti itu karena faktanya ketiga
lelaki ini memang memiliki penampilan yang menarik apalagi dimata kaum wanita.
Julian sendiri merupakan cowok tampan berdarah Italia yang memiliki mata elang,
hidung layaknya perosotan anak-anak dan tidak lupa dengan kulit putihnya yang
merupakan hasil pernikahan Alex Kristiano Borez dengan Teristiana Ayu Borez.
Julian adalah tetangga dan merupakan teman Hanna dari kecil tapi entah mengapa
mereka berdua ini susah untuk akur seperti kartun kesayangan mereka berdua Tom and Jerry. Ejekkan yang selalu
menjelekkan pribadi masing-masing tidak akan terhindari jika mereka berdua
bertemu.
“Wihh
sejarah baru si Hanna Salsabila Wanjaya anak cupu dateng lambat” ucap Julian
tanpa merasa bersalah yang kemudian terdengar gelak tawa dari teman-temannya.
“Apaan
sih lu, bacot amat pagi-pagi. Oh ia pak jangan dimasukkin tuh Julian sama
dayang-dayangnya udah lambat banget mereka” kesal Hanna seraya berjalan masuk.
“Enak
aja lu ngomong kecebong, lu juga lambat kali. Kalau lambat ya tetap lambat”
Oceh
Julian membela di tambah lagi dengan ocehan sahabatnya yang tak terima
kata-kata Hanna tadi. Namun ocehan mereka tidak didengarkan oleh Hanna yang telah
masuk ke sekolah.
||
Hanna
berjalan melewati koridor kelas dengan menjinjitkan kakinya agar tidak
terdengar bunyi dari setiap langkahnya. Hanna sangat malu jika ketahuan lambat,
dan ini adalah kali pertama Hanna lambat sebenarnya. Kini Hanna sedang berdiri
tepat di pintu kelas X-1 yang merupakan kelasnya sendiri, jantungnya berdebar
tak karuan. Hanna mencoba mendengar apakah ada suara pak Saiful di dalam kelas
namun Hanna tak mendengar sedikitpun suara dari kelasnya bahkan suara brisik
dari teman-temannya, akhirnya Hanna memutuskan untuk mengintip lewat celah
pintu yang tak tertutup rapat, tiba-tiba pintu terbuka dari arah dalam dan
tentu hal itu tentu mengagetkan Hanna.
“Pak...pak...
maafin Hanna lambat, Hanna gak sengaja kok lambatnya gara-gara abang ojeknya
kok pak” ucap Hanna ketakutan dengan kepala yang menunduk karena takut melihat
kemurkaan dari guru biologinya itu.
“Dek..
dek kenapa lu” sontak suara itu mengagetkan Hanna, karena Hanna yakin itu bukan
suara pak Saiful dan benar saja suara itu adalah suara kak Leo yang merupakan
pengurus osis tampan disekolahnya.
“Eh
kak itu anu... tadi kirain pak Saiful” jawab Hanna cengengesan.
“Guru-guru
pada gak masuk kelas, soalnya lagi rapat. Jadi biar siswa gak kemana-mana
disuruh kepsek buat sosialisasi dadakan deh di auditorium. Lo kesana juga ya!”
ucap Leo memberi informasi.
“Eh
ia kak, pantesan tadi pas Hanna lewat di koridor kelas pada sepi” ucap Hanna yang
kemudian membuntuti pengurus osis tampan di depannya.
“Eh
BTW kakak tadi lagi apa dikelas Hanna?” tanyanya penasaran.
“Gue
cuma ngecek kelas aja sih, sapa tau ada siswa yang enak-enakan molor di kelas”
ucap Leo senyum dengan gigi ginsulnya yang membuat siapapun pasti meleleh
dibuatnya tanpa terkecuali Hanna.
Hanna
memasuki ruangan audit yang dipenuhi dengan siswa, hampir semua siswa disana
memusatkan perhatian mereka kearahnya. Tapi Hanna tau itu bukan karena ada
dirinya melainkan karena didepannya ini terdapat kakak Leonardo Edwin cogans
dari pengurus osis.
“Hanna
sini lu” teriak Cloudya Larastya Devaro yang merupakan sahabat Hanna,
melambaikan tangannya yang kemudian dibalas anggukan oleh Hanna.
“Tumben-tumbenan
lu lambat han, ngapa lu?” tanya Cloudya kepo.
“Biasa
gue nyambung kerja tugas pagi, eh malah keasikan lupa ama waktu” jawab Hanna
fokus sama pemabawa materi sosialisasi.
“Lo
udah kerja pr pak Saiful, gue liat ya?” pinta Cloudya dengan wajah sok imutnya.
“Boleh
aja sih yang penting traktir gue makan di kantin sayang-sayang,ok?” pinta Hanna
dengan memperlihatkan senyum jahatnya.
“Ih kok
gitu sih, ama temen sendiri juga ”jawab cloudya yang manyun-manyun.
“Suit..suit..suit”
bisik seseorang dibelakang Hanna yang memutuskan pembicaraannya dengan Cloudy,
seseorang itu tidak lain adalah Julian tidak lupa dayang-dayangnya yang selalu
ada dimana-pun julian berada.
“Apaan
sih curuk butuh perhatian ya, kasian amat gak ada yang perhatiin lu” ejek Hanna
puas.
“Kecebong
tau apa lu, lebih ngenes lo kali dari pada gue” cemoh Julian karena mengetahui
bahwa Hanna memang tidak pernah mengalami hubungan asmara hingga saat ini.
“Kalian
tuh ya, udah sama-sama ngenes juga saling sok paling bahagia aja. Hati-hati loh
gue sering nonton ftv dari benci jadi cinta lo” ucap Kenny disambung gelak tawa
dirinya dan Aldo.
“Bacot
aja lu curut, diem bisa gak sih. Mau gue tampol tu bibir pake swallow” sengit Hanna
membuat gelak tawa itu tidak terdengar kembali, karena mereka tau Hanna tidak
pernah main-main dengan kata-katanya.
Omongan
Kenny itu sebenarnya ada benarnya karena Julian memang merasa ada percikan-percikan
rasa suka di hatinya saat ia melihat Hanna. Tapi ia bingung wajarkah seorang
teman mencintai temannya sendiri? Tanpa ia sadari sedari tadi mata Julian terus
saja menatap punggung gadis di depannya ini,
dan hal itu terlihat oleh Kenny dan Aldo.
“Bro
lu kasian banget deh gue lihat, udahlah jangan gengsi lo” ucap Aldo menggetkan
Julian dan mengalihkan pandangannya kepada Aldo.
“Apaan
sih lu, gue lagi lihat pemateri kok” ucap Julian beralasan
“LOL
banget lu, gue kasi tau lo ya, lo Cuma lihat dia dari belakang nah sedangkan
noh si Leo merhatiin si doi dari depan pake acara senyum-senyum lagi.” Ucap
Kenny dan menunjuk ke arah depan. Dan memang benar yang dikatakan Kenny, saat
ini hati Julian benar-benar hancur melihat Hanna juga membalas senyum dari Leo.
Dalam hatinya ia sangat marah, kecewa dan sedih tapi seharusnya perasaan itu
tidak pantas untuk ia miliki karena apa hak ia atas Hanna.
Dan
kini mood Julian benar-benar tidak
bagus, ia harus melihat orang yang ia suka sedang di dekati oleh orang lain,
hingga sosialisasi brakhirpun Julian masih saja kaku menahan emosi sedangkan
kedua temannya yang mengerti dengan persaannya kini hanya terdiam. Julian
benar-benar ingin rasanya ia berjalan kedepan dan menonjok bibir Leo yang
sedari tadi cengar-cengir mirip kuda itu.
Hanna
melihat jam cokelat kecilnya yang menunjukkan pukul 01.30 pantas saja cacing
diperutnya sudah meronta kelaparan karena memang sudah melewati jam makan siang
Hanna.
“Cloud
makan kuy?” ajak hanna
“Kuy
lah, laper juga gue nih” ucap Cloud kemudian dua remaja cantik itu meninggalkan
gedung auditorium menuju kantin sayang-sayang. Mereka memilih duduk dibagian
sudut kantin, ada beberapa alasan mereka selalu duduk disana saat makan
dikantin yang paling pertama adalah kakak kelas. Mereka sudah sangat muak
dengan drama kakak kelas yang disalamin tidak menyaut dan tidak disalamin
bakalan nge-hujat.
“Sumpah
gila ya tuh si anak osis ngadain sosialisasi setengah harian, jahat banget deh
mereka Cloud kesel...kesel... benci banget deh” ucap Cloudya dengan menirukan
suara khas anak-anak.
“Udah
deh cloud jangan lebay lu” ucap hanna tegas.
“Kalau
menurut gue sosialisasi tadi bermanfaat banget tau untuk membuka pemahaman
orang lain, biar gak kaya lo semua” tambah Hanna yang tentunya membuat cloud
kesal.
“Apaan
juga, masa sosialisasi tentang orang kebutuhan khusus sama kita kan gak cocok Hanna.”
“Ini
nih makanya dengan adanya sosialisasi ini bisa ubah mindset kita biar lebih maju, lo itu orang yang harus bersyukur
karena gak ada cacat apa-apa. Fisik lo lengkap, nah sebagai manusia yang
memiliki martabat tinggi dimata tuhan kita itu harus bisa membimbing teman kita
yang sedang berada di fase seperti itu” celoteh Hanna panjang untuk sahabatnya.
“Se
aeee lu aja Han, gue mau makan laperrr banget” jawab Cloudya menutup perdebatan
karena Cloud tau berdebat dengan Hanna tidak akan bisa melihat garis akhirnya.
“Yes,
tinggal satu jam setengah lagi nih kita pulang” ucap Hanna semangat mengingat
rencana pagi tadi bersama ayah dan mamanya.
“Tumben
amat lu semangat mau pulang, biasanya juga lu kesel habisnya mau digombalin ama
bang supir angkotnya” ucap Cloud meledek Hanna.
“Enak
aja lo, kali ini gue bakalan dijemput ama ortu gue” jawab Hanna percayadiri
“Wiss,
akhirnya Hanna dijemput juga lu sama ortu lo, terharu gue Han” canda Cloud
lebay membuat Hanna kesal.
“Resee
luu, kudanil” jawab Hanna kesal.
“Ngambekan
aja lu kadal” balas Cloudya.
“Otak
lo tuh yang kadal, anter gue ke kamar mandi yuk?”
“Sorry
nih ratu, gue mau ama boyfriend ganteng
gue” ucap Cloudya menunjuk Kenny yang sudah menunggu di depan pintu kantin.
“udah
sono nanti pangeran lu di embat orang lain lagi” kekeh Hanna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar